Patut di Tiru, Berbagai Komunitas di Tulungagung Menggalang Masker Untuk TKI di Hong Kong dan Taiwan

Patut di Tiru, Berbagai Komunitas di Tulungagung Menggalang Masker Untuk TKI di Hong Kong dan Taiwan


Hikmah dari menyebarnya virus Corona di China dan ke negara sekitarnya Hongkong dan Taiwan menumbuhkan rasa persaudaraan dari masyarakat Indonesia kepada pekerja migran Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Hong kong dan Taiwan.

Para pekerja migran asal kabupaten Tulungagung yang merantau ke Hongkong dan Taiwan kesulitan mendapatkan masker.

Hal ini lantas direspon oleh lintas komunitas di Tulungagung.

Mereka menggalang donasi untuk pengadaan masker bagi para pekerja migran asal Tulungagung, dengan nama Open Donasi Masker Kemanusiaan, Minggu (16/2/2020).

Penggalangan donasi ini dilakukan di sejumlah titik, antara lain di simpang tiga Ngujang, Gleduk, Mangunsari, Tunggangri, Ngunut dan Gragalan.

Ketua panitia kegiatan ini, Ali Saripin mengatakan, para pekerja migran selama ini menunjukan kepeduliannya terhadap Tulungagung.

Mereka kerap menggalang dana untuk aksi kemanusian dan bakti sosial di Tulungagung.

Kini mereka sedang dalam kesulitan, karena kelangkaan masker sebagai dampak merebaknya virus corona.

“Selama ini mereka peduli dengan kita. Kini mereka kesusahan, saatnya kita juga menunjukkan kepedulian buat mereka,” ujar Ali.

Rencananya donasi yang terkumpul akan dibelikan masker seluruhnya.

Hasilnya nanti akan diserahkan ke Pemkab Tulungagung, agar dikirimkan ke kantong pekerja migran yang membutuhkan.

Diharapkan bantuan masker dari lintas komunitas ini bisa membantu para pekerja migran.

“Jadi kami serahkan semuanya ke Pemkab Tulungagung. Biar Pemkab yang mengirimkan ke pekerja migran yang membutuhkan,” sambung Ali.

Sementara, Atin Sheta Maratusolechah dari komunitas Kenthok Hollick mengatakan, kondisi kelangkaan masker di Hongkong dan Taiwan sudah dimanfaatkan para penipu.


Hal ini diungkapkan Atin, karena dirinya menjadi penjual online yang banyak mengirim masker ke Hongkong.

Dari konsumen dan teman-teman yang dilayaninya selama ini, mereka banyak yang mengeluh karena ditipu para penjual yang tidak bertanggung jawab.

“Ada yang mengaku, uangnya terlanjur dikirim puluhan juta, tapi yang datang bukan masker tapi daster. Ada juga yang dipesan masker, tapi yang dalang kain lap,” ucap Atin.

Saat awal merebak virus corona di Tiongkok, Atin mengaku sudah banyak mendapat pesanan masker dari Hongkong.

Saat itu Atin hanya menaikkan harga Rp 5.000 per kotak, dari harga awal Rp 25.000-Rp35.000.

Saat itu dalam satu minggu Atin mengaku bisa meraup untung Rp 6.000.000.

Kini setelah terjadi kelangkaan masker, kini banyak pedagang yang menjual masker dengan harga yang tak wajar.

“Satu box bisa tembus Rp 225.000. Padahal di distributor naiknya juga tidak begitu besar,” ujar Atin yang juga punya koneksi ke penyedia alat-alat kesehatan.

Karena itu Atin berharap, dengan donasi masker ini bisa mengurangi beban para pekerja migran asal Tulungagung.

Atin pun mengajak kepedulian lebih luas masyarakat Tulungagung terhadap pekerja migran, seperti sebelumnya para pekerja migran juga peduli dengan Tulungagung.



Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Berbagai Komunitas di Tulungagung Menggalang Masker Untuk Pekerja Migran.
Penulis: David Yohanes
Editor: Eben Haezer Panca




Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 PRIMA DUTA SEJATI (PDS) | All Right Reserved